Berbagi ^Salam Hebat^

Sabtu, 28 November 2015

KMO



SATU FREKUENSI
Peradaban dibangun oleh orang-orang cerdas dan berpengetahuan luas. Untuk menjadi cerdas dan berpengetahuan luas, orang membutuhkan sarana yang dapat mengantarkannya pada sumber ilmu dan pengayaan (pengalaman). Salah satu produk peradaban yang dijadikan rujukan sumber ilmu adalah buku. Buku berperan penting dalam kehidupan. Tidak sekadar media hiburan, mengasah pikiran, refleksi, dan mengisi waktu senggang, buku lebih jauh berperan untuk membekali pembacanya keterampilan menghadapi permasalahan hidup. Itulah kenapa orang yang gemar membaca buku berpikir terbuka, cerdas, dan berpengaruh di lingkungan sekitarnya.
Sayangnya, tidak semua orang dapat menjangkau/mengakses buku. Masih banyak warga masyarakat yang lantaran kendala ekonomi tidak bisa membaca buku, atau memiliki buku dengan harga murah. Maka diperlukan sebuah tempat di mana semua orang dapat membaca buku dengan gratis dan mendapatkan buku murah jika ingin memilikinya.
Keberadaan Taman Baca salah satu solusinya. Taman Baca diharapkan dapat memupus kendala masyarakat untuk mengakses buku. Selain itu, lebih jauh Taman Baca dapat menjadi wadah bagi penulis dan pembaca untuk berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan literasi.
Oleh karena itu saya ingin sekali mewujudkan hal tersebut. Saya senantiasa berpikir, kalau menunggu orang lain yang bergerak, siapakah dan kapankah?  Sampai kapan kita harus nunggu? Belum tentu diberi usia panjang olehNya. Lalu, aku berniat karena Allah Ta’ala aku ingin sekali memulai mendirikan perpustakaan di rumah. Dari langkah itu, ternyata Sang Maha Segalanya, Allah Ta’ala dengan segala rencananya membukakan pintu yang lain. maksudnya, ada banyak jalan, ada banayk teman yang ternyata punya visi dan sama.
Saat di kampus saya berteu dengan kakak tingkat yang bernama Faqih Annisa. Dia adalah seniorku yang luar biasa. Sungguh menginspirasi akan kegigihannya dalam berkrya. Mbak Faqih, begitu saya memanggilnya, memliki keinginan yang sama. Dia juga sangat antusias untuk mendirikan perpustakaan sampai akhirnya kita sepakat akan memulai.
Nah, keesokan harinya saat saya pergi ke perpustakaan fakultas, saya bertemu dengan petugas perpus. Petugas perpusnya adalah kakak tingkak saya juga yang bernama Luqman Prasetyo. Ia juga teman satu organisasi. Saat saya menanyakan kesibukannya, ternyata salah satunya ia juga ingin mendirikan perpustakaan. Alhasil, saya mengajaknya berdiskusi lebih lanjut mengenai tujuan kita ini dalam diskusi kecil di sore hari.

2 komentar:

  1. ini baru latar belakangnya sudah memiliki niat yang mencerahkan.Buku taman baca kelak akan menginspirasi pembaca untuk mencintai dan peduli pada dunia baca.

    BalasHapus
  2. iya mbak terimakasih... mohon bimbingannya ya mbak sampai tuntas.

    BalasHapus