Bismillahirrahmanirrahim... mari menyambut tahun baru dengan meningkatkan ketakwaan kepadaNya.
TAHUN BARU, ASA
BARU
Tak
terasa, satu tahun lagi terlewati. Konon, kiamat 2012 telah dilalui, apakah
kita terus merasa senang karena tidak jadi kiamat??? Aman??? Hmmm, TIDAK!
Karena kiamat bisa terjadi kapan saja, hanya Allah yang tahu. Begitu pula angka 2013 bentar lagi usai
dan mulai menjejakkan kaki ke tahun 2014.
Kini,
2014 hampir menyapa kita. Mendorong atau mengundurkan harapan? Mari, kita
tengok pada pribadi masing-masing.
Sebagian
besar, di malam tahun baru ini, orang-orang telah menyambut serta
mempersiakannya dengan pesta ria, jalan-jalan, serta menyalakan kembang api,
petasan, atau dendangan berbagai terompet. Pertanyaannya, SALAHKAH???
Tidak
ada yang salah, bila dalam taraf yang wajar. Yang tidak diperbolehkan, bila
terlalu berlebih-lebihan dalam keterlenaan malam itu, pesta pora, atau bahkan
ada yang berfoya-foya. Jangan sampai malam pergantian tahun ini diwarnai dengan
hal-hal maksiat. Hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Yang tidak
jarang, ada perbuatan yang dapat merusak masa depan mereka di malam tahun baru
itu.
Kita
sebagai mahasiswa yang “konon” katanya kaum intelek, mulailah evaluasi diri.
Perayaan tahun baru ini jangan sampai digunakan untuk sekedar hura-hura. Mari,
instropeksi diri, apa saja yang kita lakukan setahun yang telah terlewati ini?
Apa saja target yang sudah tercapai dalam dekade setahun ini?
Sebagai
generasi muda, guna menyongsong tahun yang akan datang, langkah awal yang dapat
kita lakukan ialah evaluasi diri. Khususnya, sebagai umat Islam, kita harusnya bermuhasabah
diri. Merenung akan dosa-dosa yang telah kita perbuat selama ini, dan memohon
kepada Allah semoga pribadi kita ke depannya dapat menjadi pribadi yang lebih
bertakwa. Dapat senantiasa menjalani hari-hari di tahun mendatang dengan
kegiatan yang bermanfaat. Kiamat yang belum datang, menandakan masih ada waktu
untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita, memberikan kesempatan kepada kita
semua agar dapat menjalankan kegiatan yang bermanfaat lainnya, menuntut ilmu
seluas-luasnya, serta mencari ladang amal selebar-lebarnya.
Target-target kita yang belum tercapai mari
dirombak lagi dengan baik, optimis, karena asa atau harapan itu tetap ada
selama kita mau berusaha dan bersungguh-sungguh. Kemudian, tulis dan rencanakan
apa progress ke depan. Serta lupakan masalah-masalah yang menggelayuti pikiran
dan mulai jalani semuanya dengan asa yang baru. Harapan baru dan semangat baru
itu sangatlah penting dalam menjalani hari demi hari baru di tahun yang baru
pula.
Mari
senantiasa berdoa dan instropeksi diri tentang kehidupan kita saat ini,
terlebih sebagai bangsa Indonesia harus memiliki semangat baru untuk meniti
peradaban bangsa ini ke depannya. Mencetak generasi unggul yang dapat
bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara. Seperti kata mutiara berikut ini, “Jadikan dirimu bagai pohon yang rindang di
mana insan dapat berteduh. Jangan seperti pohon kering tempat sang pungguk
melepas rindu dan hanya layak dibuat kayu api.”
Bye: Alifah Barizah
, Program studi:
Pendidikan Agama Islam
IAIN Surakarta.
in the Crocodile Forget City :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar